Selasa, 12 November 2013

Ziarah dan Tawasul

Ketika mengarungi kehidupan dunia, manusia betapa pun kuasa dan kuatnya, pasti suatu ketika mengalami ketakutan, kecemasan, dan kebutuhan. Memang pada saat kekuasaan dan kekuatan itu menyertainya, banyak yang tidak merasakan bahwa dirinya mempunyai kebutuhan, tetapi ketika kekuasaan dan kekuatan meninggalkannya, ia merasa takut atau cemas, dan pada saat itulah ia baru merasa bahwa ia membutuhkan “sesuatu” yang mampu menghilangkan ketakutan dan kecemasannya. Boleh jadi pada tahap awal ia mencari “sesuatu” itu pada makhluk, tetapi jika kebutuhannya tidak terpenuhi, pastilah pada akhirnya ia akan mencari dan terus mencari sebuah kekuatan yang berada di luar alam raya yang diharapkannya mampu mengusir rasa takut dan cemas yang sedang dialaminya. Dengan demikian, setiap manusia pastilah menginginkan kehidupan yang nyaman, damai, serta sentosa. Dengan kata lain, ketenangan batin sangatlah mereka idamkan.
Realitas di Indonesia, banyak sekali fenomena yang menunjukkan bahwa keresahan masyarakat Indonesia makin meningkat dengan adanya kesulitan ekonomi yang makin menindih kehidupan mereka. Hal inilah yang kemudian menjadikan banyak orang yang yakin dengan hal-hal yang dianggap mempunyai kekuatan ajaib yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit atau dapat mendatangkan rejeki. Selain itu, adanya beberapa orang yang mencari jalan pintas demi memenuhi kebutuhannya dengan cara korupsi atau yang lainnya. Hal ini jugalah yang mendorong adanya penipuan yang dilakukan oleh sebagian orang dengan memberikan berbagai macam tawaran kerja atau cara-cara sukses demi meraup uang yang banyak. Beberapa hal tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum yakin dengan sepenuhnya terhadap kekuatan doa.
Memang, secara umum manusia itu akan terlena dengan tugas pokoknya yakni ibadah kepada Allah SWT dan berbakti kepada sesama. Hal ini karena disebabkan keasyikan mereka dengan urusan duniawi sebagaimana disinggung dalam QS. at-Takatsur.
Sejarah menginformasikan bahwa nabi Sulaiman as ketika asyik dengan kuda-kudanya, hampir saja ia lupa menjalankan shalat ashar. Karena ia nabi, akhirnya ia menyembelih seluruh kuda-kudanya yang kurang lebih berjumlah 1000 ekor dan membagikan dagingnya kepada fakir miskin. Sementara itu, sayyidina Ali bin Abi Thalin karramallohu wajhah ketilka asyik dengan keindahan kebun-kebunnya, ia tak sempat menjalankan shalat ashar. Akhirnya, kebun tersebut ia berikan untuk kepentingan fisabillillah. Terkait dengan hal ini, sebagaimana disinggung dalam QS. at-Takatsur, solusi yang efektif adalah dengan ziarah kubur.
Ziarah kubur pada prinsipnya sangat dianjurkan oleh agama karena dapat mengingatkan kita akan kematian dan tentunya berkonsekuensi akan mengurangi kecintaan kita terhadap materi duniawi dan lebih banyak untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan ukrawi.
Untuk mengingat kematian, ziarah kubur bisa diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
1.      Menziarahi makam orang kafir.
Hal ini diperbolehkan sekedar untuk mengingatkan kita bahwa suatu saat nanti kitapun akan mati, hanya saja kita diharamkan untuk mendoakannya.
2.      Menziarahi makam orang-orang mukmin yang bermaksiat.
Ini diperbolehkan dan kita dianjurkan utnuk mendoakannya agar dosa-dosanya diampuni olehNya. Namun kita tidak diperkenankan memohon syafaat atau bertawassul meminta pertolongan kepadanya karena dirinya masih membutuhkan pertolongan dan belum dijamin keselamatannya.
3.      Menziarahi makam orang-orang mulia.
Hal ini disunatkan dengan tujuan untuk mendoakan serta bertawasul memohon syafaatnya. Mereka adalah para nabi, para rasul, para syuhada, para sholihin, hamilul qur'an, serta muadzin fisabilillah.
Pada prinsipnya jika seseorang saat hidupnya bisa memberi pertolongan atau memberikan syafaat, maka ketika ia sudah mati ia lebih mampu untuk memberikan syafaat karena ia tidak lagi bergelut dengan urusan duniawi. Bentuk syafaatnya adalah berbagai macam kemudahan dalam mengarungi kehidupan dunia. Sudah barang pasti syafaat tersebut bisa diberikan atas izin Allah.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diketahui beberapa manfaat ziarah kubur, antara lain :
1.      Sebagai bentuk birrul walidain, ketika menziarahi kedua orang tua atau guru
2.      Mendapatkan aliran doa atau pertolongan dari para auliya’
3.      Akan mendapatkan pahala sebanyak ayat atau huruf yang ia baca
Terkait dengan ziarah, ada beberapa etika ziarah, yaitu :
1.      Sebelum ke makam sebaiknya berwudlu terlebih dahulu
2.      Ketika hendak masuk ke makam, ucapkan assalamu’alaikum daro qoumim mukminin  wa inna insya Allahu bikum lahikuun
3.      Ketika sampai ke makam yang dituju maka ucapkan assalamu’alaikum yaa abi atau assalamu’alaikum yaa ummi dan sebagainya
4.      Saat tahlil, sebaiknya menghadap ke wajah sang mayit, jadi menghadap ke timur
5.      Ketika berdoa menghadap ke kiblat
Dan hindari berkumpulnya antara laki-laki dan perempuan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar