Ketika mengarungi kehidupan dunia,
manusia betapa pun kuasa dan kuatnya, pasti suatu ketika mengalami ketakutan,
kecemasan, dan kebutuhan. Memang pada saat kekuasaan dan kekuatan itu
menyertainya, banyak yang tidak merasakan bahwa dirinya mempunyai kebutuhan,
tetapi ketika kekuasaan dan kekuatan meninggalkannya, ia merasa takut atau
cemas, dan pada saat itulah ia baru merasa bahwa ia membutuhkan “sesuatu” yang
mampu menghilangkan ketakutan dan kecemasannya. Boleh jadi pada tahap awal ia
mencari “sesuatu” itu pada makhluk, tetapi jika kebutuhannya tidak terpenuhi,
pastilah pada akhirnya ia akan mencari dan terus mencari sebuah kekuatan yang
berada di luar alam raya yang diharapkannya mampu mengusir rasa takut dan cemas
yang sedang dialaminya. Dengan demikian, setiap manusia pastilah menginginkan
kehidupan yang nyaman, damai, serta sentosa. Dengan kata lain, ketenangan batin
sangatlah mereka idamkan.
Realitas di Indonesia, banyak sekali
fenomena yang menunjukkan bahwa keresahan masyarakat Indonesia makin meningkat
dengan adanya kesulitan ekonomi yang makin menindih kehidupan mereka. Hal
inilah yang kemudian menjadikan banyak orang yang yakin dengan hal-hal yang
dianggap mempunyai kekuatan ajaib yang diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam
penyakit atau dapat mendatangkan rejeki. Selain itu, adanya beberapa orang yang
mencari jalan pintas demi memenuhi kebutuhannya dengan cara korupsi atau yang
lainnya. Hal ini jugalah yang mendorong adanya penipuan yang dilakukan oleh
sebagian orang dengan memberikan berbagai macam tawaran kerja atau cara-cara
sukses demi meraup uang yang banyak. Beberapa hal tersebut di atas menunjukkan
bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia masih belum yakin dengan sepenuhnya
terhadap kekuatan doa.
Memang, secara umum manusia itu akan terlena
dengan tugas pokoknya yakni ibadah kepada Allah SWT dan berbakti kepada sesama.
Hal ini karena disebabkan keasyikan mereka dengan urusan duniawi sebagaimana
disinggung dalam QS. at-Takatsur.
Sejarah menginformasikan bahwa nabi Sulaiman as
ketika asyik dengan kuda-kudanya, hampir saja ia lupa menjalankan shalat ashar.
Karena ia nabi, akhirnya ia menyembelih seluruh kuda-kudanya yang kurang lebih
berjumlah 1000 ekor dan membagikan dagingnya kepada fakir miskin. Sementara
itu, sayyidina Ali bin Abi Thalin karramallohu wajhah ketilka asyik
dengan keindahan kebun-kebunnya, ia tak sempat menjalankan shalat ashar.
Akhirnya, kebun tersebut ia berikan untuk kepentingan fisabillillah. Terkait
dengan hal ini, sebagaimana disinggung dalam QS. at-Takatsur, solusi yang
efektif adalah dengan ziarah kubur.
Ziarah kubur pada prinsipnya sangat dianjurkan
oleh agama karena dapat mengingatkan kita akan kematian dan tentunya
berkonsekuensi akan mengurangi kecintaan kita terhadap materi duniawi dan lebih
banyak untuk menyiapkan bekal untuk kehidupan ukrawi.
Untuk mengingat kematian, ziarah kubur bisa
diklasifikasikan menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Menziarahi makam orang
kafir.
Hal ini diperbolehkan sekedar untuk
mengingatkan kita bahwa suatu saat nanti kitapun akan mati, hanya saja kita
diharamkan untuk mendoakannya.
2. Menziarahi makam
orang-orang mukmin yang bermaksiat.
Ini diperbolehkan dan kita dianjurkan utnuk
mendoakannya agar dosa-dosanya diampuni olehNya. Namun kita tidak diperkenankan
memohon syafaat atau bertawassul meminta pertolongan kepadanya karena dirinya
masih membutuhkan pertolongan dan belum dijamin keselamatannya.
3. Menziarahi makam
orang-orang mulia.
Hal ini disunatkan dengan tujuan untuk
mendoakan serta bertawasul memohon syafaatnya. Mereka adalah para nabi, para
rasul, para syuhada, para sholihin, hamilul qur'an, serta muadzin
fisabilillah.
Pada prinsipnya jika seseorang saat hidupnya
bisa memberi pertolongan atau memberikan syafaat, maka ketika ia sudah mati ia
lebih mampu untuk memberikan syafaat karena ia tidak lagi bergelut dengan
urusan duniawi. Bentuk syafaatnya adalah berbagai macam kemudahan dalam
mengarungi kehidupan dunia. Sudah barang pasti syafaat tersebut bisa diberikan
atas izin Allah.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diketahui beberapa manfaat ziarah kubur, antara lain :
1.
Sebagai bentuk birrul walidain,
ketika menziarahi kedua orang tua atau guru
2.
Mendapatkan aliran doa atau pertolongan dari para auliya’
3.
Akan mendapatkan pahala sebanyak ayat atau huruf yang ia baca
Terkait dengan ziarah, ada beberapa etika
ziarah, yaitu :
1. Sebelum ke makam sebaiknya
berwudlu terlebih dahulu
2. Ketika hendak masuk ke
makam, ucapkan assalamu’alaikum daro
qoumim mukminin wa inna insya Allahu
bikum lahikuun
3. Ketika sampai ke makam
yang dituju maka ucapkan assalamu’alaikum
yaa abi atau assalamu’alaikum yaa
ummi dan sebagainya
4. Saat tahlil, sebaiknya
menghadap ke wajah sang mayit, jadi menghadap ke timur
5. Ketika berdoa menghadap ke
kiblat
Dan hindari berkumpulnya antara laki-laki dan
perempuan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar