Minggu, 17 November 2013

MANUSIA, ILMU, DAN HARTA

Terkait dengan ilmu dan harta, manusia terbagi menjadi empat kategori. Pertama, manusia yang diberi harta dan ilmu. Dengan dua bekal itu, ia bias menjalankan ajaran agama sebagai bentuk ketaqwaan kepada Allah, bias bersilaturrahmi, dan tahu akan kewajibannya kepada Allah yang terkait dengan harta bendanya, baik berupa zakat maupun infak. Dan kategori manusia inilah yang paling ideal sehingga layak untuk menempati surga Allah.
Kategori kedua, manusia yang dikaruniai ilmu namun tidak berharta. Dalam kondisi tersebut, ia mempunyai iktikad yang baik dengan sebuah asa, andai saja aku dikaruniai harta niscaya aku akan berbuat seperti manusia kategori yang pertama. Berdasarkan niat yang baik ini, ia akan mendapatkan pahala yang sama dengan manusia kategori yang pertama, sehingga bias jadi meskipun ia tidak membayar zakar ataupun tidak menunaikan ibadah haji karena keterbatasan ekonomi, ia tetap mendapatkan pahala atas semua itu.
Dengan membaca kedua model manusia di atas, dalam kondisi apa pun kita tetap mempunyai peluang untuk meraih surga Allah dengan berbagai amal shaleh, baik yang berupa ritual maupun sosial, terlebih bagi yang kurang mampu, ia tetap akan optimis untuk meraih kebagiaan akherat sebagaimana manusia pertama.
Kategori manusia yang ketiga, manusia yang dikaruniai harta namun tidak dihiasi dengan ilmu. Dengan itu, ia banyak melanggar agama, tidak bersilaturrahmi, dan tidak memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap Allah yang terkait dengan harta bendanya. Manusia model ini sangat celaka karena balasannya adalah neraka.
Dan kategori yang terakhir adalah manusia yang tidak dikaruniai ilmu dan harta. Dengan kondisi yang dmikian itu, ia berangan andai saja ia diberi harta, niscaya akan berbuat sebagaimana yang diperbuat oleh manusia kategori ketiga. Karena rencana yang tidak baik tersebut, model manusia keempat ini mendapat balasan yang sama dengan manusia ketiga. Kalau boleh dibilnag, manusia model terakhir ini merupakan manusia yang sengsara dunia akherat sehingga kita patut berucap, na’udzubillah.

Sebagai kesimpulan, bias dimengerti bahwa surga akan diraih oleh mereka yang ‘alim (pandai) sekaligus yang ‘amil (yang mengamalkan ilmunya), baik kaya maupun miskin. Dan neraka akan dipenuhi oleh mereka yang tidak tahu ajaran agama dan tidak mau mempelajarinya, sehingga ia tidak dapat beribadah secara benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar