Selasa, 12 November 2013

MEREKA YANG TERTIPU

Ada beberapa golongan orang yang tertipu terkait dengan ibadah mereka, yaitu antara lain :
1.      Wudlu
Orang yang tertipu terkait dengan wudlu ini adalah mereka yang selalu was-was yang berlebihan dalam hal wudlu, yang tidak menoleh pada syariat terkait dengan hal kesucian namun mengambil kemungkinan-kemungkinan yang jauh yang terkait dengan najis.
Untuk menepis was-was tersebut, kita dapat belajar dari pengalaman sayyidina Umar yang berkenan wudlu dengan air yang dimiliki oleh seorang nasrani yang kemungkinan dapat terkena najis, padahal beliau sebenarnya sangat amat berhati-hati terkait dengan makanan sampai-sampai beliau sering meninggalkan sesuatu yang halal karena khawatir terjatuh pada sesuatu yang haram.

2.      Shalat
Yaitu orang yang was-was dalam hal sholat. Bahkan mereka terkadang sampai mengubah redaksi takbirotul ihram dengan alasan kehati-hatian sehingga mereka lalai atau tidak bisa khudur dalam sholatnya. Kendati  demikian, mereka menduga bahwa apa yang mereka lakukan adalah suatu kebenaran. Mereka  tertipu dalam soal makhorijul huruf. Mereka sibuk membedakan makhroj huruf antara dza, dlo, za, dsb., sehingga mereka tidak bisa menghayati sholatnya.

3.      Membaca dan menghafal al-Qur’an
Mereka mentargetkan khatam dalam suatu tempo waktu tertentu tanpa meresapi kandungan maknanya sehingga tidak mampu mengambil pelajaran darinya. Gambaran mereka seperti mendapatkan surat dari atasannya yang berisikan perintah dan larangan namun justru mereka sibuk menghafal isi surat tersebut tanpa mengindahkan kandungan isi suratnya.

4.      Puasa
Mereka tertipu karena puasanya. Bahkan kadang puasa menahun tapi tidak mampu meninggalkan perbuatan maksiatnya, seperti ghibah, riya’ dan sebagainya. Mereka lebih memperhatikan ibadah-ibadah sunat namun mengabaikan yang wajib.

5.      Haji
Mereka yang tertipu karena hajinya. Mereka konsen dan semangat untuk melaksanakan ibadah haji bahkan sampai berkali-kali namun ia tidak menghentikan kebiasaan buruknya, seperti mendzolimi orang lain, menunda pembayaran hutang, keengganan memohon restu kedua orang tua, dan bekal harta yang haram. Dan dalam perjalanan ke tanah suci pun ia tidak memperhatikan sholatnya dan tidak meninggalkan perkataan buruknya.

6.      Ibadah-ibadah sunat
Mereka tertipu dengan ibadah-ibadah sunatnya, karena mereka tidak memandang penting ibadah-ibadah yang wajib. mereka rajin melakukan sholat dluha, sholat malam, serta sholat sunat lainnya namun ia tidak dapat merasakan manisnya sholat fardlu dan tidak mempunyai semangat yang tinggi dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana semangat mereka dalam melaksanakan ibadah sunat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar