Ada beberapa golongan orang yang tertipu
terkait dengan ibadah mereka, yaitu antara lain :
1.
Wudlu
Orang
yang tertipu terkait dengan wudlu ini adalah mereka yang selalu was-was yang
berlebihan dalam hal wudlu, yang tidak menoleh pada syariat terkait dengan hal
kesucian namun mengambil kemungkinan-kemungkinan yang jauh yang terkait dengan
najis.
Untuk
menepis was-was tersebut, kita dapat belajar dari pengalaman sayyidina Umar
yang berkenan wudlu dengan air yang dimiliki oleh seorang nasrani yang
kemungkinan dapat terkena najis, padahal beliau sebenarnya sangat amat
berhati-hati terkait dengan makanan sampai-sampai beliau sering meninggalkan
sesuatu yang halal karena khawatir terjatuh pada sesuatu yang haram.
2.
Shalat
Yaitu
orang yang was-was dalam hal sholat. Bahkan mereka terkadang sampai mengubah
redaksi takbirotul ihram dengan alasan kehati-hatian sehingga mereka lalai atau
tidak bisa khudur dalam sholatnya.
Kendati demikian, mereka menduga bahwa
apa yang mereka lakukan adalah suatu kebenaran. Mereka tertipu dalam soal makhorijul huruf. Mereka
sibuk membedakan makhroj huruf antara dza, dlo, za, dsb., sehingga mereka tidak
bisa menghayati sholatnya.
3.
Membaca dan menghafal al-Qur’an
Mereka
mentargetkan khatam dalam suatu tempo waktu tertentu tanpa meresapi kandungan
maknanya sehingga tidak mampu mengambil pelajaran darinya. Gambaran mereka
seperti mendapatkan surat dari atasannya yang berisikan perintah dan larangan
namun justru mereka sibuk menghafal isi surat tersebut tanpa mengindahkan
kandungan isi suratnya.
4.
Puasa
Mereka
tertipu karena puasanya. Bahkan kadang puasa menahun tapi tidak mampu
meninggalkan perbuatan maksiatnya, seperti ghibah, riya’ dan sebagainya. Mereka
lebih memperhatikan ibadah-ibadah sunat namun mengabaikan yang wajib.
5.
Haji
Mereka
yang tertipu karena hajinya. Mereka konsen dan semangat untuk melaksanakan
ibadah haji bahkan sampai berkali-kali namun ia tidak menghentikan kebiasaan
buruknya, seperti mendzolimi orang lain, menunda pembayaran hutang, keengganan
memohon restu kedua orang tua, dan bekal harta yang haram. Dan dalam perjalanan
ke tanah suci pun ia tidak memperhatikan sholatnya dan tidak meninggalkan
perkataan buruknya.
6.
Ibadah-ibadah sunat
Mereka
tertipu dengan ibadah-ibadah sunatnya, karena mereka tidak memandang penting
ibadah-ibadah yang wajib. mereka rajin melakukan sholat dluha, sholat malam,
serta sholat sunat lainnya namun ia tidak dapat merasakan manisnya sholat
fardlu dan tidak mempunyai semangat yang tinggi dalam melaksanakan kewajiban
sebagaimana semangat mereka dalam melaksanakan ibadah sunat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar