Minggu, 17 November 2013

Pentingnya Pendidikan berkarakter di negeri ini

Seiring dengan perkembangan zaman, makin banyak metode kurikulum yang diterapkan oleh sekolah mulai dari tingkat terendah sampai teratas. Berita terbaru, sekolah wajib menerapkan kurikulum 2013 sebagai ganti kurikulum sebelumnya karena dinilai kurang efektif dalam meningkatkan mutu pendidikan. Namun “sang pembuat kurikulum” juga tidak bisa menjamin sistem ini akan berhasil atau tidak dalam meningkatkan mutu pendidikan.
            Ironisnya lembaga pendidikan sebagai salah satu media pentransfer ilmu kurang memperhatikan masalah ini. Banyak buku-buku ajar yang bernuansa erotis dan mengandung kata-kata kasar. Kasus teraktual di Sleman terdapat kuesioner dalam buku ajar yang menampilkan ukuran alat vital. Ini sangat tidak masuk akal, meski dinas kesehatan menyatakan tujuannya semata-mata untuk mengetahui kepribadian dan ciri pubertas pada siswa, namun hal ini sudah kelewat batas, tidak seharusnya melalui langkah seperti ini. Kejadian serupa juga terjadi di salah satu sekolah di Demak yang dalam buku ajar Bahasa Indonesia terdapat kata-kata makian dan kasar. Hal ini sangat tidak mendidik bagi siswa.

            Pemerintah hendaknya memperhatikan kejadian seperti ini, dan membuat langkah preventif agar tidak terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Lembaga pendidikan hendaknya tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan kecerdasan intelektual, tapi juga mengajarkan mereka kecerdasan emosional dan spiritual, agar generasi ke depan tidak hanya mempunyai wawasan tinggi namun juga beretika baik. Ingat eksistensi suatu masyarakat itu dilihat dari etikanya. Ketika tidak mempunyai etika, maka tidak ada nilainya sama sekali di hadapan bangsa lain apalagi di hadapan Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar