Selasa, 12 November 2013

MANAGEMEN WAKTU

Salah seorang sekretaris Rasulullah saw. Yakni Handlolah bin Robi’ al-Usaidi bahwa ia pernah dijumpai sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq ra sembari beliau menanyakan kabar Handlolah. Handlolah pun menjawab bahwa ia munafik. Abu Bakar ra pun dengan heran berucap, “subhanallah, apa yang engkau katakan?”.
Handlolah pun menegaskan bahwa ia telah munafik karena ketika ia hadir di majlis Rasulullah saw dan mendengarkan penjelasan Rasulullah saw tentang surga dan neraka, ia betul-betul bias merasakan seakan-akan surga dan neraka tersebut ada di depan matanya sehingga kesadaran ini mampu membuatnya lebih rajin dalam beribadah dan menghindari larangan Allah swt. Namun, ketika keluar dari majlis Rasulullah saw, Handlolah disibukkan dengan urusan rumah tangga dan pekerjaanya sehingga kesadaran yang muncul saat berada di najlis Rasul pun lenyap ketika ia sibuk dengan urusan duniawi.
Setelah mendengar penuturan handlolah, sahabat Abu Bakar ra berkomentar, “Demi Allah, Handlolah, saya juga mengalami hal demikian”.
Percakapan antara Handlolah dan Abu Bakar ra tersebut sampai juga ke telinga Rasulullah saw. beliau kemudian menegaskan, “Demi Allah, kalau kalian semuanya dapat mengingat materi-materi yang pernah aku sampaikan, niscaya kalian akan mendapatkan keberuntungan. Namun, wahai Handlolah, bagilah waktu secara baik. Gunakan waktu untuk bermunajat kepada Allah, sediakan waktu untuk introspeksi diri, waktu untuk merenungkan dan meneliti serta mencermati semua ciptaan Allah, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup (urusan ekonomi)”.

Dari jawaban Rasulullah saw, tampak jelas bahwa Rasulullah saw membagi waktu menjadi empat bagian dan waktu untuk urusan ekonomi hanya mempunyai porsi seperempat bagian. Dengan kata lain, dalam sehari hanya berkisar 6 jam yang semestinya kita gunakan untuk mencari nafkah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar