Salah
seorang sekretaris Rasulullah saw. Yakni Handlolah bin Robi’ al-Usaidi bahwa ia
pernah dijumpai sahabat Abu Bakar ash-Shiddiq ra sembari beliau menanyakan
kabar Handlolah. Handlolah pun menjawab bahwa ia munafik. Abu Bakar ra pun dengan
heran berucap, “subhanallah, apa yang engkau katakan?”.
Handlolah
pun menegaskan bahwa ia telah munafik karena ketika ia hadir di majlis
Rasulullah saw dan mendengarkan penjelasan Rasulullah saw tentang surga dan
neraka, ia betul-betul bias merasakan seakan-akan surga dan neraka tersebut ada
di depan matanya sehingga kesadaran ini mampu membuatnya lebih rajin dalam
beribadah dan menghindari larangan Allah swt. Namun, ketika keluar dari majlis
Rasulullah saw, Handlolah disibukkan dengan urusan rumah tangga dan pekerjaanya
sehingga kesadaran yang muncul saat berada di najlis Rasul pun lenyap ketika ia
sibuk dengan urusan duniawi.
Setelah
mendengar penuturan handlolah, sahabat Abu Bakar ra berkomentar, “Demi Allah,
Handlolah, saya juga mengalami hal demikian”.
Percakapan
antara Handlolah dan Abu Bakar ra tersebut sampai juga ke telinga Rasulullah
saw. beliau kemudian menegaskan, “Demi Allah, kalau kalian semuanya dapat
mengingat materi-materi yang pernah aku sampaikan, niscaya kalian akan
mendapatkan keberuntungan. Namun, wahai Handlolah, bagilah waktu secara baik.
Gunakan waktu untuk bermunajat kepada Allah, sediakan waktu untuk introspeksi
diri, waktu untuk merenungkan dan meneliti serta mencermati semua ciptaan
Allah, dan waktu untuk memenuhi kebutuhan hidup (urusan ekonomi)”.
Dari
jawaban Rasulullah saw, tampak jelas bahwa Rasulullah saw membagi waktu menjadi
empat bagian dan waktu untuk urusan ekonomi hanya mempunyai porsi seperempat
bagian. Dengan kata lain, dalam sehari hanya berkisar 6 jam yang semestinya
kita gunakan untuk mencari nafkah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar